Biografi singkat

Atisha (982-1054)

Di India timur, kota Bengal, di Istana Bendera Emas, tinggal seorang Raja Kalyana dan Ratu Prabhavati. Istana tersebut dikelilingi oleh taman-taman, kolam, dan kebun-kebun indah yang tak terhitung jumlahnya. Kerajaan ini sebanding kaya dengan dinasti-dinasti kuno yang mewah di China. Pasangan kerajaan tersebut memiliki tiga putra, Padmagarbha, Chandragarbha, dan Shrigarbha. Pangeran kedua ini, yang tumbuh menjadi guru agung kelak bernama Atisha.

Sejak usia dini, Atisha unggul dalam pendidikan dan menunjukkan minat mendalam pada ajaran spiritual daripada tugas-tugas kerajaan. Meskipun orang tuanya berusaha keras agar ia menjadi raja, Atisha meninggalkan istana untuk mencari pengetahuan spiritual, dipandu oleh tekad kuat untuk memahami makna yang lebih dalam dari kehidupan.

Sepanjang hidupnya, Atisha belajar di bawah 157 guru, memperoleh ajaran mahayana, mendapatkan banyak inisiasi, dan khususnya, ajaran Vajrayana dari berbagai guru. Pada usia 29 Atisha di tahbiskan menjadi biksu oleh Silaraksa dari tradisi Mahasamghika. Dipankara Sri Jana adalah nama tahbisnya. Atisha mengenyam pendidikan di biara Nalanda, biara Buddhis yang sangat terkenal waktu itu. 

Atas petunjuk Tara, Atisha berlayar selama 12 bulan ke Suvarnadvipa (pulau Sumatera sekarang), untuk bertemu dengan Guru Serlingpa, di mana ia menghabiskan dua belas tahun menguasai ajaran tentang bodhicitta dan meraih realisasi.

Setelah kembali dari Suvarnadvipa ke India, Raja India Mahapala meminta beliau menjadi kepala biara Vikramasila. Setelah beberapa tahun kemudian, Atisha diundang ke Tibet untuk menghidupkan kembali Buddha Dharma di tanah bersalju setelah terjadi kemerosotan oleh Raja Langdharma dari tahun 838-842.

Dampak Atisha sangat besar ketika ia diundang ke Tibet di masa kebingungan spiritual. Ajarannya, khususnya “Pelita Jalan Menuju Pencerahan,” meletakkan praktik dasar untuk mengintegrasikan ajaran sutra dan tantra, sehingga merevitalisasi Buddha Dharma Tibet. Kehidupan yang disiplin, bersama dengan ajarannya tentang bodhicitta, meninggalkan warisan abadi yang terus menginspirasi para praktisi di seluruh dunia, menjembatani jalan menuju pencerahan bagi siapapun.