Saat Kematian

Artikel ini diambil dari penjelasan

yang diberikan oleh Kyabje Choden Rinpoche ketika Beliau memberikan pengajaran di Land of Medicine Buddha di Soquel, California pada bulan Juli 2002.

Apa yang harus dilakukan saat kematian tiba?

Sebelum memberikan penjelasan tentang apa yang harus dilakukan saat kematian tiba, Kyabje Choden Rinpoche menjelaskan bahwa samsara itu adalah kelanjutan skandha-skandha, tubuh dan pikiran kita yang menyambung pada skandha-skanda kehidupan berikut dan seterusnya. Ini disebabkan oleh karma dan delusi.

Dalam arti yang lain, Rinpoche mengatakan lingkaran kelahiran ke kematian hingga alam “antara bhava” dan ke kelahiran kembali, lalu kematian, lalu alam “antara bhava” lagi, terus berputar seperti ini.

Kita mahkluk biasa (pada umumnya) tidak memiliki kendali terhadap dimana kita dilahirkan. Namun, Ia yang mencapai realisasi yang tinggi seperti Para Arahat dan Para Bodhisattva pada tingkat yang lebih tinggi, telah dengan sempurna menghentikan benih ketidaktahuan (avidya) pada pandangan yang memegang jati diri dan fenomena lainnya sebagai sesuatu yang eksis dari sisinya sendiri, yang merupakan akar penyebab dari kelahiran berulang di Samsara.

Kemelekatan pada tubuh

Melekat pada tubuh pada saat kematian menciptakan penderitaan yang tak terbayangkan. Agar dapat meninggal dengan pikiran yang tenang dan bahagia, kau harus menghancurkan kemelekatan ini.

Dapat mengerti ini, dapat membantu siapapun, meskipun mereka pengikut Buddha, Kristiani, Hindu, Islam,  ataupun Yahudi. Bahkan bagi seseorang yang percaya bahwa kehidupan cuma ada sekali dan mereka cepat atau lambat hidupnya akan berakhir sepenuhnya dapat menerima manfaat dengan pengertian ini.

Apa yang terjadi jika kau tidak melepaskan kemelekatan ini?

Kyabje Choden Rinpoche menceritakan sebuah kisah mengenai seorang wanita yang sangat melekat pada tubuh indahnya. Wanita itu berada di perahu yang tenggelam, dan tubuhnya terdampar di pantai. Karena kemelekatannya, dia terlahir kembali menjadi ular yang hidup di tubuh mayat, merayap masuk dan keluar dari mulut dan lubang-lubang bagian bawah, benar-benar terpikat olehnya.

Orang-orang yang mengelilingi seseorang yang dalam keadaan kritis, seperti teman, keluarga, pengasuh profesional memiliki tanggung jawab yang tinggi.

Saya akan mengatakannya seperti ini: Apapun yang muncul di batin orang yang kamu cintai ini, tidak peduli pikiran mereka dalam keadaan bajik atau tidak, sangat tergantung padamu dan orang lain yang membantu, bagaimana kau bersikap terhadap mereka.

Ini adalah tanggung jawab yang sangat besar.

Bila kau tidak berhati-hati, bila kau tidak memiliki pengetahuan (tentang) ini, cara kau bersikap berpengaruh pada batin orang tersebut dan karenanya sampai ke kehidupan berikut mereka, kau hanya akan membahayakan mereka, bukannya menolong mereka.

Kyabje Chöden Rinpoche mengatakan bahwa bahkan jika kau tidak dapat membantu orang tersebut menjadi bajik, setidaknya bantulah mereka untuk menjadi netral (bukan non bajik atau bajik). Tetapi yang terbaik, tentu saja, adalah membantu mereka menjadi bajik.

Para penolong harus dekat dengan orang yang kritis tersebut. Rinpoche mengatakan bahwa siapapun yang membantu, yang memberikan saran dan dukungan, terlebih lagi bagi siapapun yang menyebutkan nama guru dari orang yang kritis tersebut di telinga mereka saat mereka berhenti bernafas, janganlah orang yang mereka tidak sukai.

Sebenarnya, harus ada “samaya” ikatan yang murni diantara mereka, yang memiliki hubungan spiritual murni.

Dan juga, untuk memastikan kemelekatan tidak muncul di pikiran orang yang kau cintai ini apalagi saat waktu kematian sudah dekat, Rinpoche menyarankan bahwa yang terpenting adalah untuk tidak mengizinkan siapapun yang memiliki kemelekatan kuat pada orang ini untuk berada di hadapan mereka. Idealnya, kau bahkan tidak boleh menyebutkan nama mereka.

Tentu saja, jika orang tersebut dapat membantu orang yang kau cintai, membantu memecahkan masalah mereka ataupun meringankan ketakutan mereka, maka itu dibolehkan. Tetapi jika kehadiran mereka meningkatkan kemelekatan mereka, ketakutan mereka akan perpisahan, maka itu sangat membahayakan, membuat sulit bagi orang yang kau cintai untuk melepaskannya.

Hanya dengan mendengarkan beberapa ajaran dapat membantu,

tetapi ingatlah seperti yang telah dikatakan dan atas saran yang sudah diberikan oleh Choden Rinpoche, bahkan jika orang yang kritis tersebut tidak memiliki keyakinan pada ajaran Buddha, itu tetap bagus bila mereka mendengarkan ajaran ini. Tidak dibutuhkan devosi agar dapat menerima manfaat dari melafal dan mendengarkannya (ajaran Buddha).

Kyabje Choden Rinpoche menyarankan

bahwa adalah baik untuk meletakkan naskah (Buddha Dharma) di dekat kepala orang yang kritis tersebut. Kau bisa menempatkannya di bantal mereka, pertama-tama sentuhkan ke kepala dengan itu. Gunakan salah satu dari naskah berikut ini, atau naskah lain yang kau sukai.

Kyabje Choden Rinpoche menyarankan:

Mengunakan naskah “Lamrim Chenmo, Risalah Agung pada Tahapan Jalan (Menuju Pencerahan)” oleh Lama Tsongkapa. Rinpoche menjelaskan bahwa naskah ini adalah esensi dari kebijaksanaan Manjushri, bahwa kebijaksanaan Manjushri bermanifestasi dalam wujud tulisan-tulisan. Delapan Puluh Empat ribu ajaran Buddha termasuk di dalamnya: Hinayana, Mahayana, dan Vajrayana, semua terwujud di dalam naskah ini.

Biasanya dikatakan saat mengomentari naskah Lama Tsongkhapa dimana saat Ia menulis teks ini, beliau berkonsultasi dengan Manjushri dan menerima klarifikasi pada makna yang lebih dalam atas semua poin penting langsung dariNya.

Sehingga, ajaran yang terdapat pada naskah ini adalah sama dengan ajaran dari Manjushri. Ini juga dikatakan bahwa :

Lama Tsongkapa adalah perwujudan dari Manjushri.

Kyabje Choden Rinpoche mengatakan bahwa di dalam kehidupan sehari-harimu, adalah bagus untuk memiliki naskah ini di altarmu sebagai objek untuk bersujud dan membuat persembahan pada itu. Lalu pada saat kematian tiba, itu akan berada di sekitarmu. Rinpoche mengatakan jika kau punya naskah ini di dekat orang yang kamu cintai pada saat mereka kritis, tidak perlu melakukan “phowa.”

Disarankan di dalam Lamrim, dimana saat kita berada di situasi kritis, mengalami rintangan berat, termasuk saat waktu kematian, membuat permohonan kepada seorang Guru adalah hal yang terbaik untuk dilakukan. Di saat semua cara telah gagal, mengingat lama (Guru) adalah solusi terbaik.

Bahkan bila orang yang kau cintai tidak memiliki praktik yang kuat, jika koneksi mereka dengan Guru sangat kuat, maka Guru tersebut dapat membantu mereka menuju ke tanah suci: hanya dengan mendengar nama Guru mereka adalah cara yang efektif untuk pemindahan kesadaran. Kyabje Choden Rinpoche mengacu pada sebuah kutipan dari Kalachakra Tantra:

“Bahkan hanya dengan satu detik memanggil nama Gurumu adalah phowa yang terbaik.”

Ini benar adanya, bahkan bagi seseorang yang telah membuat lima karma negatif berat: bila mereka memiliki devosi terhadap guru mereka, hanya dengan mendengarkan nama Lama (Guru) mereka dapat membantu kesadaran mereka untuk mengambil kelahiran yang baik.

Seperti yang sudah disarankan di “Upacara orang mati Tibet,”

Adalah baik untuk memberikan mani pil kepada orang yang kritis. Ini memberkahi dan mempurifikasi batin dari orang yang kamu cintai, membantu mereka membentuk pikiran yang bajik. Hancurkan pil tersebut, lalu campurkan dengan air, dan taruh sedikit ke dalam mulut orang yang kamu cintai, untuk memastikan mereka menelan pil tersebut.

Kyabje Choden Rinpoche mengatakan bahwa penting untuk melakukan ini sebelum mereka berhenti bernafas, karena setelah itu kamu tidak boleh menyentuh tubuh itu.

Choden Rinpoche mengatakan

selama tubuh itu berada di rumah, kamu harus selalu mempersembahkan cahaya di dekatnya. Di Tibet, tentunya, mereka akan mempersembahkan lampu mentega. Kau dapat menggunakan penerangan apapun: listrik, lilin, dan lainnya.

Ini bukan persembahan untuk tubuh tersebut tetapi kepada Tiga Yang Agung yang langka. Alasan lain dengan adanya penerangan terus menerus adalah untuk mencegah roh memasuki tubuh, dimana ini bahaya. Kamu harus menyediakan penerangan setiap saat, pagi dan malam.

Di samping itu, Rinpoche menjelaskan bahwa sumbu dari lampu mentega di depan tubuh tersebut jadi berat dan gelap, dimana cahayanya tidak jelas. Polusi dari tubuh mempengaruhi cahaya tersebut, kata Rinpoche, dan akan selalu seperti ini.

Setelah mereka meninggal,

semua makhluk kecuali yang menuju alam tanpa rupa akan melewati alam “antara bhava”. Karena tubuh mahkluk di alam “antara bhava” adalah tubuh halus, satu-satunya makanan mereka adalah bebauan yang dapat mereka santap. Oleh karena itu mereka kadang disebut sebagai “penyantap bebauan.”

Sangat baik untuk membuat persembahan berbentuk bebauan ini sebagai santapan untuk mereka. Latihan ini disebut “sur” (Tibet).

Kata tibetan yang bernama “sur” merujuk pada bau dari tepung “barley” yang dipanggang. Kyabje Choden Rinpoche menyarankan bahwa latihan dapat dilakukan tiga kali sehari: di pagi hari, di sore hari, dan di malam hari.

Latihan ini memiliki banyak manfaat,

seperti meredakan rintangan. Latihan ini adalah persembahan kepada Guru, Buddha, Dharma, dan Sangha. Ini adalah latihan dana untuk semua mahkluk di enam alam, khususnya mahkluk di alam “antara bhava”, yaitu mereka yang sudah meninggalkan alam manusia dan alam lainnya dan belum terlahir kembali.

Kau menyelesaikan hutang karmamu. Ini adalah metode untuk membantu seseorang untuk terlahir kembali di tanah suci. Itu adalah sebab kesuksesan atas apapun yang dimiliki.

Dengan melakukan ini kau sudah mengumpulkan banyak kebajikan, mempurifikasi rintangan, dan semua harapan akan tercapai atas Dharma yang suci, kau menyelesaikan dua jenis kebajikan dan yang terpenting, mencapai pencerahan.

 

Tashi delek

Related Posts

Uncategorized

Karakteristik Karma

Karakteristik umum KARMA Penjelasan singkat “Perenungan yang sebenarnya pada karakteristik umum karma” dan cerita-cerita pendukungnya. Acharya Chandragomin mengatakan: “Bila seekor anak sapi tertarik sejumlah rerumputan

Uncategorized

Saat Kematian

Artikel ini diambil dari penjelasan yang diberikan oleh Kyabje Choden Rinpoche ketika Beliau memberikan pengajaran di Land of Medicine Buddha di Soquel, California pada bulan

© 2021 Awakening Vajra Nusantara.org - All Rights Reserved.